29/08/09

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG
DENGAN NUTRISI ORGANIK

I. Pendahuluan.

Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu budidaya penggemukan sapi potong baik untuk skala usaha besar maupun kecil.

II. Penggemukan
Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).
Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

A. Sapi Bali.
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.

B. Sapi Ongole.
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.

C. Sapi Brahman.
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

D. Sapi Madura.
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.

E. Sapi Limousin.
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik

2. Pemilihan Bakalan.
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan.
Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :

- Berumur di atas 2,5 tahun.
- Jenis kelamin jantan.
- Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
- Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit).
- Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
- Kotoran normal

III. Tatalaksana Pemeliharaan.
3.1. Perkandangan.
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.

3.2. Pakan.
Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.
Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.

Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.

Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA membantu peternak dengan mengeluarkan produk suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus, POC NASA, dan HORMONIK.

Produk ini menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.
VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :

- Mineral-mineral sebagai penyusun tulang, darah
dan berperan dalam sintesis enzim, yaitu N, P, K,
Ca, Mg, Cl dan lain-lain.
- Asam-asam amino, yaitu Arginin, Histidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein, pembentuk sel dan organ tubuh.
- Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan penyakit.
- Asam - asam organik essensial, diantaranya asam propionat, asam asetat dan asam butirat.

POC NASA mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan sapi, ketahanan tubuh, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran.

Sedangkan HORMONIK berfungsi membantu memacu dan meningkatkan bobot ternak sapi.

Cara Praktis Aplikasi Produk
1. Larutkan 1 botol VITERNA Plus (500cc) dan POC NASA (500 cc) dalam 1 wadah khusus. Aduk/kocok hingga merata kemudian tambahkan dalam larutan tersebut 20 cc atau 2 tutup HORMONIK. Kembali aduk hingga merata.

2. Berikan kepada ternak sapi dengan dosis 10 cc/ekor dengan interval 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan cara dicampurkan dalam pakan konsentrat atau air minum.

3.3. Pengendalian Penyakit.
Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :

a. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.

b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.

c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax.
Beberapa jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.

IV. Produksi Daging.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah
1. Pakan.
Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.

2. Faktor Genetik.
Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.

3. Jenis Kelamin.
Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.

4. Manajemen.
Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.
Sinar Tani - Membangun Kemandirian Agribisnis Sorotan


Triliunan Rupiah di Bisnis Sapi Potong
Potensi pemasaran sapi hidup di Indonesia pada tahun 2009 sebanyak 2.957.850 ekor atau senilai Rp 23,81 triliun, dan pada tahun 2010 sebanyak 3.293.000 ekor atau senilai Rp 26,51 triliun.

”Sebanyak 23% dari pasar sapi tersebut berasal dari sapi impor sehingga diperkirakan pada tahun 2009 nilai pasar sapi impor sebesar Rp 5,476 triliun dan pada tahun 2010 nilainya akan mencapai Rp 6,097 triliun,” kata Evi Susanti, Direktur PT Global Livestock Cattle (GLC) di Medan Sumatera Utara.

Besarnya bisnis di agribisnis sapi potong itulah yang mendorong PT GLC terjun di bisnis ini (baca juga Dari Sumatera Memasok Pasar Sapi Terbesar). Perusahaan yang bermitra dengan PT GLC Australia ini sudah mendapat jaminan pasokan sapi bakalan dari Australia minimal 120 ekor/tahun.

CEO GLC Australia I Al Jubaidi mengatakan perusahaannya bukan hanya siap memasok sapi bakalan ke Indonesia, namun juga melakukan transfer teknologi pembibitan. ”Dalam banyak hal SDM menjadi faktor kunci untuk bisa mengembangkan pembibitan sapi,” katanya kepada Sinar Tani.

Al Jubaidi menambahkan perusahaannya berkomitmen dan mendukung penuh dalam mewujudkan industri peternakan terpadu di Medan. “Banyak yang bisa dikerjasamakan, seperti teknologi menghasilkan bibit unggul, manajemen dan pengelolaannya, serta membangun kemitraan dengan peternak lokal. “Pengalaman kami selama ini bisa untuk meningkatkan kesejahteraan peternak di Indonesia,” tuturnya.

Perusahaan GLC Australia memiliki areal peternakan dengan luas lahan 2 ribu ha di Australia. “Kami menjamin akan mengirimkan sapi bakalan secara kontinyu sehingga perusahaan GLC di Medan bisa tumbuh dan berkembang dalam menyediakan daging,” katanya.

Datok Dato Muhammad Syafei Political Secretary Ministri Agriculture Malaysia mengatakan perjanjian kerjasama dua negara serumpun di Asia akan bisa mengeratkan kembali kerjasama. “Usaha kerjasama ini dapat dieratkan dan membantu perusahaan Malaysia untuk berusaha keluar. Terima kasih karena telah memberikan ruang untuk berusaha di Indonesia,” tuturnya.

(Untuk informasi lebih lengkapnya silahkan berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 081584414991)

Arsip
SAHAM dan BUMP SOLUSI PENINGKATAN KEMITRAAN
Pengalaman PT Pertani : PERDA MANDIRI BENIH MENYULITKAN PEREDARAN BENIH
Pengalaman PT BISI : TIAP KAWASAN CUKUP DIKEMBANGKAN SATU JENIS KOMODITI
Pengalaman PT Sang Hyang Seri : MELAYANI 3.650 KIOS
Pengalaman PT EWSI : Membangun Koperasi Tani Syariah, untuk Mengatasi Perilaku Konsumtif
Arsip Lainnya...
Depan Sorotan Nasional Nusantara Berita Agriwacana Editorial Saung Tani Kolom Mimbar Penyuluhan SMS Cangkul Dinamika Kontak Tani Kontak Tani Menjawab Peluang Usaha Kebun Ikan Buah dan Sayur Pangan Saprodi Ternak Bumi dan Air Profil Lumbung Pasca Panen Potensi Harga Komoditi Agro Inovasi Budidaya Olahan Pasar Agri Penyuluh Varia Antar Penyuluh Iptek Proteksi Litbang Mancanegara Agriprosesing Tips dan Santai
© 2008 Sinar Tani Online. All rights reservedKetentuan | Redaksi | Peta Situs | Iklan | Kontak
BETERNAK dan BISNIS SAPI POTONG

Bisnis peternakan sapi potong di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar bisnis ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan bebrapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak sapi potong, antara lain :
1. Seleksi Bibit
a. Pejantan : Seleksi menyangkut kesehatan fisik, kualitas semen dan kapasitas servis.

b. Betina : Seleksi menyangkut kondisi fisik dan kesehatan, kemiringan vulva tidak terlalu keatas, mempunyai puting 4 buah, bentuk ambing relatif besar dengan bentuk yang simetris.
2. Pakan
Pakan untuk ternak sapi potong dapat berupa Hijauan (rumput, kacang-kacangan dan limbah pertanian), konsentrat (dedak padi, onggok, ampas tahu) dan makanan tambahan (vitamin, mineral dan urea.).
Secara umum jumlah makanan yang diberikan untuk seekor sapi setiap hari adalah sebagai berikut : – Hijauan : 35 – 47 Kg, atau bervariasi menurut berat dan besar badan.
- Konsentrat : 2 – 5 kg
- Pakan tambahan : 30 – 50 gr.
3. Kandang
a. Syarat Kandang
- Bahan kandang dari kayu/ bambu serta kuat
-Letak kandang terpisah dari rumah dan jaraknya cukup jauh
-Lantai dari semen/tanah yang dipadatkan, dan harus dibuat lebih tinggi dari tanah sekitarnya.
-Ventilasi udara dalam kandang harus baik.
- Drainase di dalam dan luar kandang harus baik.
b. Ukuran kandang
- Sapi betina dewasa 1,5 X 2 m/ekor
-Sapi jantan dewasa 1,8 X 2 m/ekor
-Anak sapi 1,5 X 2 m/ekorS
4. Sistem Perkawinan
a. Hand Mating
Kawin alam yang teratur dimana sapi betina birahi dibawa ke tempat pejantan untuk dikawinkan atau di IB.
b. Pasture Mating Jantan dan betina kawin alam di padang pengembalaan
c. Mengetahui Tanda Birahi
tanda-tanda birahi yaitu ; selalu gelisah, mencoba menaiki sapi lain, vulva membesar dan kemerahan serta keluar cairan lendir, nafsu makan menurun.
d. Mengetahui Tanda-tanda Melahirkan
Tanda melahirkan seperti urat daging sekitar vulva mengendor, dikiri kanan pangkal ekorkelihatan legok, ambing membesar dan tampak tegang, sapi gelisah dll.
5. Kesehatan Hewan
Tindak pencegahan :
a. Hindari kontak dengan ternak sakit
b. Kandang selalu bersih c. Isolasi sapi yang di duga kena penyakit agar tidak menular ke sapi yang lain
d. Mengadakan tes kesehatan, khususnya penyakit Brucellosis dan Tuberculosis.
e. Desinfektan kandang dan peralatan
f. Vaksinasi teratur.

Perhitungan Bisnis

Perkiraan analisis budidaya sapi potong kereman setahun di Bangli skala 25
ekor pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1) Biaya Produksi
a. Pembelian 25 ekor bakalan : 25 x 250 kg x Rp. 7.800,- Rp. 48.750.000,-
b. Kandang Rp. 1.000.000,-
c. Pakan
- Hijauan: 25 x 35 kg x Rp.37,50 x 365 hari Rp. 12.000.000,-
- Konsentrat: 25 x 2kg x Rp. 410,- x 365 hari Rp. 7.482.500,-
d. Retribusi kesehatan ternak: 25 x Rp. 3.000,- Rp. 75.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 69.307.500,-
2) Pendapatan :
a. Penjualan sapi kereman
Tambahan berat badan: 25 x 365 x 0,8 kg = 7.300 kg
Berat sapi setelah setahu: (25 x 250 kg) + 7.300 kg = 13.550 kg
Harga jual sapi hidup: Rp. 8.200,-/kg x 13.550 kg Rp. 111.110.000,-
b. Penjualan kotoran basah: 25 x 365 x 10 kg x Rp. 12,- Rp. 1.095.000,-
Jumlah Pendapatan Rp. 112.205.000,-
3) Keuntungan
Tanpa memperhitungkan biaya tenaga internal keuntungan
Penggemukan 25 ekor sapi selama setahun. Rp. 42.897.500,-
4) Parameter kelayakan bisnis
a. B/C ratio = 1,61

18/08/09


Kepala Dinas



Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, mengendalikan, dan mengawasi, serta mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam menyelenggarakan sebagian kewenangan Provinsi (desentralisasi) dalam bidang peternakan dan kesehatan hewan, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan Pemerintah kepada Gubernur, serta tugas lain sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kepala Dinas mempunyai fungsi :
Perumusan kebijaksanaan, pengaturan, perencanaan,dan penetapan standar pedoman ;
Penyediaan dukungan kerjasama antar Kabupaten/Kota dan pengendalian penyakit peternakan ;
Pengembangan kemampuan teknis sumberdaya manusia dalam bidang peternakan ;
Promosi eksport komoditas peternakan unggulan daerah Provinsi ;
Penyediaan dukungan pengendalian eradikasi, hama dan penyakit hewan atau ternak;
Pengaturan dan pelaksanaan penanggulangan wabah hama dan penyakit menular serta pelaksanaan penyidikan penyakit peternakan ;
Pemantauan, peramalan, dan pengendalian serta penanggulangan penyakit peternakan ;
Pembinaan, pengendalian, pengawasan dan koordinasi.

Sekretariat

Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pemantauan, pengendalian dan koordinasi dalam bidang perencanaan, keuangan, personalia dan umum.Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Sekretariat mempunyai fungsi :
Penyiapan bahan pembinaan, pemantaun, pengendalian, dan koordinasi penyusunan program, penyajian data statistik dan analisis, serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program;
Penyiapan bahan pembinaan, pemantaun, pengendalian, dan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan;
Penyiapan bahan pembinaan, pemantaun, pengendalian, dan koordinasi pengelolaan administrasi kepegawaian, rumah tangga dinas, perlengkapan, tatalaksana, hubungan masyarakat dan hukum,.
Sekretariat, terdiri dari :
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ;
Sub Bagian Keuangan; dan
Sub Bagian Perencanaan.Masing-masing sub bagian pada Sekretariat dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
Subbagian Umum Dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan pembinaan, pemantauan, pengendalian dan koordinasi pengelolaan administrasi kepegawaian, rumah tangga dinas, perlengkapan, pelaksanaan, hubungan masyarakat dan hukum. Penjabaran tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai berikut :
Melaksanakan penyusunan formasi pegawai, meliputi formasi kebutuhan, kenaikan pangkat, perbantuan/perpindahan wilayah pembayar gaji dan pensiun karena telah mencapai batas usia;
Melaksanakan penyelesaian mutasi pegawai, meliputi peningkatan status, pengangkatan dalam pangkat, pengangkatan dalam jabatan, penyesuaian ijazah, peninjauan masa kerja, pemberhentian sementara, pemberhentian dan pensiun;
Melaksanakan pelayanan penyelesaian Kartu Pegawai, Kartu Istri, Kartu Suami, Askes, Taspen, Cuti, Kenaikan Gaji Berkala, penyelesaian angka kredit jabatan fungsional, dan pemberian penghargaan;
Membina dan mengembangkan kinerja pegawai;
Melaksanakan urusan surat yang masuk dan keluar, pengembalian, pengiriman, pencatatan, penarikan dan pengendalian serta penyusunan arsip;
Mengatur penyediaan alat tulis kantor;
Mengatur operator telpon, faxsimile, perpustakaan, pramu tamu Kepala Dinas serta pengemudi kendaraan dinas;
Menyelenggarakan administrasi barang inventaris, rencana kebutuhan, pengadaan penomoran inventaris, penyimpanan, penggunaan perawatan serta inventaris ruangan sampai penghapusan inventaris;
Menyelenggarakan urusan Rumah Tangga Dinas, kebersihan dan perawatan kantor, pengaturan penggunaan ruang rapat, rumah dinas, kendaraan dinas termasuk dokumen dan perpanjangan STNK;
Menyiapkan bahan dan menyusun organisasi dan tata laksana dinas;
Melaksanakan urusan keprotokolan, humas, dokumentasi dan perpustakaan; dan
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Subbagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan pembinaan, pemantauan, pengendalian, dan koordinasi pengelolaan administrasi Keuangan. Penjabaran tugas Sub Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :
Melaksanakan Penyiapan bahan dan menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Dinas baik rutin maupun pembangunan;
Menyusun pembukuan dan perhitungan anggaran;
Melaksanakan verifikasi terhadap bukti pengeluaran / surat pertanggung jawaban keuangan;
Melaksanakan penyiapan bahan dan penyelenggaraan pembinaan administrasi keuangan dan perbendaharaan;
Memproses usul pengangkatan/pemberhentian Pimpinan pelaksana, Atasan Langsung Bendaharawan, Bendaharawan Pemegang Uang Muka Kerja;
Menghimpun dan mengklarifikasi laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) serta memantau Penyelesaian Tindak Lanjut LHP;
Menghimpun Rencana PAD/PNBP dan memantau serta menyiapkan Laporan Realisasi Pencapaian PAD/PNBP; dan
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Subbagian Perencanaan
Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pengumpulan, pengolahan dan penyusunan publikasi data dan informasi, koordinasi dan penyusunan program/kegiatan pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan program bidang peternakan dan kesehatan hewan. Penjabaran tugas Sub Bagian Perencanaan adalah sebagai berikut :
Mengkoordinasi pengumpulan data dan informasi bidang peternakan dan kesehatan hewan;
Melaksanakan analisis data populasi, produksi dan konsumsi produk peternakan;
Mengkoordinasi penyusunan publikasi data dan informasi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan serta penyelenggaraan teknologi informasi;
Mengkoordinasikan penyusunan program dan kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan;
Mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan usulan kegiatan, baik yang dibiayai APBD Provinsi ataupun APBN;
Melaksanakan pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan peternakan;
Penyiapan bahan laporan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan;
Menghimpun dan menyusun laporan kegiatan (bulanan, triwulan, tahunan), laporan evaluasi kinerja, laporan tahunan.

Bidang Bina Produksi Ternak



Bidang Bina Produksi Ternak
Bidang Bina Produksi Ternak mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi dibidang pembinaan produksi peternakan dan ketahanan pangan produk hewani. Bidang Produksi Ternak dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, bidang produksi ternak mempunyai fungsi sebagai berikut :
Pembinaan produksi, peredaraan, penggunaan bibit dan mutu ternak
Pembinaan produksi, peredaran dan penggunaan pakan ternak
Pembinaan produksi, peredaraan dan penggunaan alat mutu peternakan dan teknologi.
Bidang Bina Produksi Ternak, terdiri dari :1. Seksi Bibit ;2. Seksi Pakan Ternak ;3. Seksi Alat Mesin dan Teknologi.Masing-masing pada Bidang Bina Produksi Ternak dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Bina Produksi Ternak.

Seksi Bibit
Seksi Bibit mempunyai tugas pembinaan produksi, peredaran, penggunaan bibit dan mutu ternak. Penjabaran tugas Seksi Bibit adalah sebagai berikut :
Menyiapkan bahan pembinaan, identifikasi wilayah sumber bibit ternak dan ternak bibit ;
Menyiapkan bahan pembinaan produksi ternak bibit ;
Menyiapkan bahan pembinaan kegiatan bahan Inseminasi Buatan ;
Menyiapkan bahan pembinaan uji lapangan, penerapan dan pengembangan teknologi anjuran dibidang peternakan yang berkaitan dengan pembibitan ;
Menyiapkan bahan pembinaan pengembangan produksi, rekayasa penggunaan alat dan mesin yang berkaitan dengan pembibitan ;
Menyiapkan bahan penerbitan surat kewenagan sebagai petugas Inseminasi Butan, pemeriksaan kebuntingan dan embryo transfer ;
Membuat pedoman standarisasi mutu ternak
Melaksanakan monitoring dan evaluasi

Seksi Pakan TernakSeksi Pakan Ternak mempunyai tugas pembinaan produksi, peredaraan dan penggunaan pakan ternak. Penjabaran tugas Seksi Pakan Ternak sebagai berikut :
Menyiapkan bahan pembinaan pengawasan perusahaan produksi pakan ternak dan peredaraannya ;
Menyiapkan bahan pembinaan pengembangan produksi, rekayasa dan penmggunaan alat dan mesin serta pengawasan penggunaan pakan ternak ;
Menyiapkan bahan pembinaan uji lapangan, penerapan dan pengembangan teknologi anjuran dibidang peternakan yang berkaitan dengan pakan ;
Menyiapkan bahan pembinaan penetapan penyusunan ransum untuk berbagai jenis ternak ;
Menginventarisasi bahan baku pakan ternak ;
Melaksanakan monitoring dan evaluasi,
Seksi Alat Mesin Dan TeknologiSeksi Alat Mesin dan Teknologi mempunyai tugas pembinaan alat dan mesin serta teknologi yang berkaitan dengan rekayasa produksi, peredaraan dan pengunaannya dibidang peternakan dan ketahanan pangan produk hewani. Penjabaran tugas Seksi Alat Mesin dan Teknologi adalah sebagai berikut :
Menyiapkan bahan pembinaan rekayasa, produksi, peredaraan dan pengembangan alat dan mesin peternakan ;
Menyiapkan bahan pembinaan rekayasa, produksi, peredaraan dan pengembangan teknologi peternakan ;
Menyiapkan bahan pembinaan penggunaan alat dan mesin serta teknologi peternakan ;
Menginventarisasi bahan rekayasa, produksi dan penggunaan alat mesin dan teknologi peternakan ;
Melaksanakan monitoring dan evaluasi

Bidang Pengembangan Ternak



Bidang Pengembangan Ternak
Bidang Pengembangan Ternak mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi dibidang pengembangan ternak. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana hal diatas, bidang pengembangan ternak mempunyai fungsi sebagai berikut :
Penataan wilayah penyebaran dan pengembangan ternak ;
Pembinaan penyiapan sarana penyelenggaraan pengembangan ternak ;

Pembinaan penyebaran ternak.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Bidang Pengembangan Ternak didukung oleh 3 seksi yaitu :1. Seksi Penataan Wilayah ;2. Seksi Sarana Penyebaran dan Pengembangan Ternak ;3. Seksi Penyebaran dan Pengelolaan Ternak.
Seksi Penataan WilayahSeksi Penataan Wilayah mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :a. Penetapan peta potensi wilayah provinsi ;b. Penetapan dan pengawasan kawasan peternakan wilayah provinsi ;c. Melaksanakan analisis potensi wilayah dan tata ruang kawasan peternakan ;d. Penerapan pedoman penetapan padang penggembalaan ;e. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan identifikasi wilayah dan peternak ;f. Melaksanakan identifikasi dan penetapan wilayah dan ternak aset Provinsi.
Seksi Sarana Penyebaran Dan Pengembangan Ternak
Seksi Sarana Penyebaran dan Pengembangan Ternak mempunyai tugas dan fungsi adalah sebagai berikut :
Penerapan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan dan pedoman penyebaran dan pengembangan peternakan wilayah Provinsi ;
Menyiapkan bahan pembinaan penyiapan sarana penyebaran dan pengembangan ternak
Melaksanakan penyiapan sarana penyebaran dan pengembangan ternak aset Provinsi;
Menyiapkan pola penyebaran dan pengembangan peternakan terintegrasi dengan sub sektor lain.
Seksi Penyebaran dan Pengelolaan Ternak Seksi Penyebaran Dan Pengelolaan Ternak mempunyai tugas dan fungsi adalah sebagai berikut :
Menyiapkan bahan pembinaan pengadministrasian gaduhan dan bagi hasil ternak ;
Monitoring dan evaluasi penyebaran dan pengembangan ternak aset pemerintah ;
Melaksanakan penyebaran ternak aset provinsi ;
Melaksanakan distribusi dan redistribusi serta seleksi ternak aset Provinsi

Bidang Kesehatan Hewan Dan Kesehatan Masyarakat Veteriner

Bidang Kesehatan Hewan Dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi di bidang Pembinaan Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai fungsi :
Pembinaan pelaksanaan pengamatan dan penyidikan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan (P4) ;
Pembinaan dan Pengawasan sarana dan pelayanan kesehatan hewan ;
Pembinaan terhadap norma dan standar tehnis serta sistem dan prosedur pengawasan produk pangan hewani dan produk hewan non pangan serta higiene, sanitasi dan kesejahteraan hewan ;
Pembinaan pelaksanaan kebijakan kesehatan masyarakat veteriner ; dan
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan kesehatan masyarakat veteriner.
Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner terdiri dari :a. Seksi Pengamatan ,pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan (P4H);b. Seksi Sarana dan Pelayanan Kesehatan Hewan ; danc. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner,Masing-masing seksi pada Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner.
Seksi Pengamatan, Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Hewan (P4H)Seksi Pengamatan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (P4H) mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk tehnis pelaksanaan pengamatan dan penyidikan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan (P4H). Penjabaran tugas Seksi Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (P4H) adalah sebagai berikut :
Membuat pedoman pemberantasan penyakit hewan menular melalui sistem pembinaan kesehatan hewan nasional (Siskeswanas) ;
Melakukan tindakan pengamatan dan penyidikan serta pengolahan data penyakit hewan ;
Melakukan pengaturan dan tindakan pengawasan,pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan menular ;
Surveillance penyakit melalui pengambilan spesimen / sampel dan sertifikasi ;
Menyusun / mengolah data hasil pemeriksaan laboratorium penyakit hewan dan membuat peta kejadian penyakit hewan menular (PHM) strategis ; dan
Menyiapkan bahan pembinaan pengawasan lalu lintas hewan / ternak.
Melakukan pemetaan penyakit hewan
Monitoring dan evaluasi.
Seksi Sarana Dan Pelayanan Kesehatan Hewan
Seksi Sarana dan pelayanan Keswan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk tehnis pengawasan sarana dan pelayanan kesehatan hewan. Penjabaran tugas Seksi Sarana dan pelayanan Keswan adalah sebagai berikut :
Melaksanakan penyusunan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan hewan;
Membuat pedoman pelayanan kesehatan hewan ;
Membuat pedoman pendirian rumah sakit hewan, klinik hewan, praktek dokter hewan, dan pos kesehatan hewan ;
Pengawasan produksi, peredaran dan penggunaan obat hewan, vaksin, sera dan bahan – bahan diagnostik;
Melaksanakan pelayanan proses rekomendasi/ perizinan bidang kesehatan hewan ; dan
Menyiapkan bahan pembinaan dan bimbingan usaha obat hewan.
Melaksanakan pengelolaan laboratorium keswan dan kesmavet.
Melaksanakan pembinaan dan sertifikasi pelayanan Medik Veteriner (Dokter Hewan praktek, klinik hewan, rumah sakit hewan).
Pembinaan dan pengawasan obat hewan di distributor.
Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner
Seksi kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk tehnis pelaksanaan terhadap norma dan standar tehnis serta sistem dan prosedur pengawasan produk pangan asal hewan, serta higiene, sanitasi dan kesejahteraan hewan, kebijakan kesehatan masyarakat veteriner, serta melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan kesehatan masyarakat veteriner. Penjabaran tugas Seksi kesehatan Masyarakat Veteriner adalah sebagai berikut :
Menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk tehnis penanganan kesehatan masyarakat veteriner untuk menciptakan kondisi agar produk – produk hewani yang dikonsumsi masyarakat aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) ;
Menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk tehnis penanganan higiene dan sanitasi lingkungan usaha peternakan dan pengawasan pemotongan hewan / ternak;
Melaksanakan pengawasan terhadap produk peternakan, kesehatan masyarakat veteriner ;
Menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan pengendalian pemotongan hewan betina produktif ;
Melaksanakan penyusunan standar tehnis Rumah Potong Hewan (RPH) / Rumah Potong Unggas (RPU) ;
Menyiapkan bahan pembinaan tehnis Rumah Potong Hewan / Rumah Potong Unggas dan Tempat Penjualan Daging (TPD);
Menyiapkan bahan, pembinaan dan pengawasan kesrawan.
Evaluasi dan pengolahan data hasil uji laboratorium terhadap cemaran mikroba, residu pada daging, susu dan telur serta olahannya; dan
Evaluasi dan pengolahan data pengendalian pemotongan hewan betina produktif
Bidang Usaha Peternakan



Bidang Usaha Peternakan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam bidang usaha peternakan dan kesehatan hewan.
Bidang Usaha Peternakan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Usaha Peternakan mempunyai fungsi :
a. Pengembangan dan modal investasi ;
b. Pelayanan perizinan usaha peternakan ;
c. Pembinaan pengolahan dan pemasaran ternak dan hasil ternak ; dan
d. Pembinaan agribisnis peternakan.


Bidang Usaha Peternakan, terdiri dari :
a. Seksi Investasi dan Sumberdaya ;
b. Seksi Pelayanan Usaha Peternakan ;
c. Seksi Pengolahan Hasil Peternakan.

Masing-masing seksi pada Bidang Usaha Peternakan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Usaha Peternakan.


Seksi Investasi Dan Sumberdaya

Seksi Investasi dan Sumberdaya mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan pengembangan modal dan investasi bidang usaha peternakan dan kesehatan hewan. Penjabaran tugas Seksi Sumberdaya adalah sebagai berikut :


Menyiapkan bahan pelaksanaan pengembangan sumberdaya manusia dan kelembagaan dalam bidang usaha peternakan dan kesehatan hewan ;
Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan peternakan dan kesehatan hewan;
Menyiapkan bahan pembinaan tenaga kerja peternakan dan investasi usaha peternakan ; dan
Mensosialisasi serta menyiapkan bahan pembinaan pemodalan usaha peternakan.
Fasilitasi pembinaan asosiasi peternakan.

Seksi Pelayanan Usaha Dan Pemasaran




Seksi Pelayanan Usaha dan Pemasaran mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan petunjuk tehnis dan pelaksanaan pelayanan usaha dan pemasaran peternakan ; Penjabaran tugas Seksi Pelayanan Usaha dan Pemasaran adalah sebagai berikut :


Mensosialisasikan peraturan perijinan usaha peternakan, eksport/import, keluar/masuk ternak dan hasil ternak serta Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) – Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) ;
Menyiapkan bahan pembinaan terhadap Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) – Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) perusahaan bidang peternakan ;
Menyiapkan bahan pembinaan pasar, menganalisa ketersediaan dan kebutuhan komoditi peternakan serta menginformasikan harga komoditi peternakan ;
Menyiapkan bahan informasi analisa usaha budidaya ternak ;
Penerapan dan pengawasan pelaksanaan pedoman kerjasama/kewirausahaan peternakan wilayah Provinsi ;
Pembinaan pemberian izin usaha dalam bidang peternakan dan kesehatan hewan ;
Mengkoordinasikan pelaksanaan pameran, promosi dan pemasaran produk peternakan ;
Pembinaan pemberian rekomendasi eksport/import ternak, supply demand komoditi peternakan antar Daerah/Provinsi.


Seksi Pengolahan Hasil Peternakan


Seksi Pengolahan Hasil Peternakan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan pengolahan dan pemasaran ternak dan hasil ternak serta melakukan pembinaan pengolahan hasil peternakan.Penjabaran tugas Seksi Pengolahan Hasil Peternakan adalah sebagai berikut :


Menyiapkan bahan pembinaan pasca panen dan pengolahan hasil ternak ;
Melaksanakan sosialisasi SNI (Standard Nasional Indonesia) ;
Menginventarisasi usaha dan produksi pengolahan hasil peternakan serta membuat profil usaha pengolahan hasil ;
Menyiapkan bahan pembinaan jaminan mutu pengolahan produk peternakan ;
Melaksanakan pembinaan pasca panen produk peternakan antara lain Rumah Potong Hewan/Rumah Potong Unggas ;
Fasilitas peralatan dan mesin pengolahan produk peternakan.

00000

14/08/09

Proksimat Pakan Ternak dan Serba Serbi Konsentrat
Livestock Feed Proximate Analysis Lookup Table adalah sebuah tabel analisis kandungan nutrisi beberapa bahan pakan ternak yang kami kompilasi dan berasal dari berbagai sumber, ada yang bersumber dari buku/literatur dalam negri, ada juga yang hasil analisis orang bule. Tabel ini kami buat dengan maksud untuk memudahkan kami sendiri dalam melakukan pencarian data kandungan nutrisi (terutama protein kasar) dari beberapa jenis pakan ternak yang populer dan sering digunakan di Indonesia. Ohya, tabel ini dibuat lebih mengacu pada bahan bahan pakan ternak sapi.
Pun demikian, mohon jangan mengandalkan data data yang ada di tabel ini untuk kegiatan yang serius. Silahkan cross-check dulu dengan data sumber lainnya, dan apabila anda menemukan kesalahan pada tabel kompilasi ini, kalau tidak keberatan, beritahu kami agar dapat di revisi
Ada dua kategori yang kami kompilasi, yang pertama adalah hijauan pakan ternak dan yang kedua adalah limbah pertanian dan bahan mineral. Kami juga sertakan estimasi harga dari masing masing bahan per awal tahun 2005.
Tabel kompilasi ini masih jauh dari lengkap (jadi, ehm, tolong bantu lengkapi). Bila ada yang memerlukan versi spreadsheet (Ms. Excel), dapat menghubungi kami.
Download tabel kompilasi analisis proksimat pakan ternak.
Sebetulnya tabel ini iseng kami bikin ketika sedang ngoprek mengenai komposisi dan pembuatan pakan ternak konsentrat dan menu pakan sapi. Dulu kami pernah berniat membuat pakan konsentrat ternak sapi sendiri, kenapa ? Alasan yang pertama kualitas. Kualitas pakan yang ada dari koperasi setempat (kami anggota koperasi peternak sapi perah) tidak bisa dibilang bagus. Yang kedua, ya pingin dong coba bikin sendiri konsentrat tuh kayak gimana
Belakangan, baru kami sadari bahwa ternyata membuat pakan ternak (yang sebagian besar berasal dari residu pertanian) itu ngga mudah. Banyak kendala yang kami temui. Misalnya, kontinuitas dan ketersediaan bahan baku. Seperti di ketahui main ingredients dari pakan ternak, khususnya sapi adalah dedak/bekatul, persentasenya bisa lebih dari 50%. Nah kendala kami sebagai peternak pemula dan modal dengkul adalah mendapatkan dedak dengan kualitas baik dan harga bersaing. Sebagian besar heuleur (rice hull; dimana dedak merupakan limbah dari proses dekortikasi beras padi) ternyata telah terikat kontrak dengan bandar atau supplier besar, termasuk para koperasi itu sendiri, sehingga untuk mendapatkan dedak harus bersaing dengan pemodal yang lebih kuat dan memang bermain di bidang itu. Itu satu.Yang kedua, ketersediaan. Jumlah dedak yang tersedia sangat tergantung pada musim panen padi. Sehingga pada musim non-panen, dedak bisa menjadi barang langka. Harganya juga fluktuatif, berkisar Rp. 450 - 550 pada musim panen, sampai 700 - 900 rupiah / kg pada musim paceklik. Sekarang setelah kenaikan BBM, harga bisa mencapai 1000 - 1100 rupiah di beberapa rice hull.Yang ketiga, kapasitas. Bahan baku konsentrat tentu tidak hanya dedak, kami kemudian mengetahui bahwa konsentrat yang dinilai cukup baik mengandung setidaknya 5 - 11 jenis bahan baku. Keanekaragaman bahan ini disamping sebagai pengkayaan unsur dan nutrisi, juga sebagai semacam kompensasi apabila harga dan ketersediaan barang fluktuatif. Misalnya disaat dedak paceklik dan mahal, feed company bisa merubah komposisi bahan baku dengan mengurangi penggunaan dedak dan mensubtitusi dengan bahan baku lain yang berharga lebih murah atau ketersediaannya cukup. Memang hal seperti ini bisa mengakibatkan kualitas pakan yang dihasilkan juga ikut naik turun. Tapi justru disini seni membuat pakan ternak kan ? . Nah dengan keanekaragaman tersebut, menurut hitungan sederhana kami, kapasitas yang dibutuhkan untuk mengolah sendiri pakan ternak minimal adalah sekira 30 ton / bulan. Untuk kami, 30 ton adalah skala yang terlalu besar . Kenapa 30 ton ? Kapasitas angkut truk medium adalah 4 - 5 ton, sehingga apabila formula pakan konsentrat mengandung sekurangnya 6 unsur, total bahan baku adalah sekitar 30 ton. Mungkin anda bertanya, mengapa tidak mengangkut ke enam unsur tersebut sedikit sedikit saja, sehingga muat dalam 1 truk, sehingga kita dapat membuat hanya 5 ton / bulan ?.Alasan pertama, harga. Anda beli 5 kwintal dedak, harganya akan berbeda bila membeli 1 truk kapasitas 5 ton.Selain itu yang lebih krusial, tidak ada one-stop-shoppingg dalam dunia bahan baku pertanian. Jadi mungkin anda harus membeli dedak di daerah Subang, kemudian membeli ongok (ampas singkong) kering dari Tasik, Mollases dari Cirebon dan sebagainya. So, in short, concentrate feed making is not our world . Setidaknya belum
Jadi, setelah mencoba membuat dalam skala kecil sekali (sekitar 1 ton), kami kembali lagi pada pola lama, membeli pakan konsentrat jadi dari koperasi setempat atau supplier lain yang kualitas barangnya lebih baik. Menyelesaikan masalah ? tidak juga.Kiriman terkadang terlambat sampai berhari hari, alasannya banyak, kendaraan rusak, stok habis, dsb. Akhirnya produksi susu sapi merosot.
Nah alasan ini (dan banyak alasan lain) yang menyebabkan kami tidak menyukai penggunaan pakan konsentrat. Setidaknya dengan pola dan kinerja koperasi atau supplier yang demikian menyebabkan banyak peternak merugi.
Kesimpulannya ? kami bercita cita Manglayang Farm dapat mandiri dalam penyediaan pakan. Kami tidak ingin demikian tergantung pada pakan konsentrat. Itulah sebabnya kami sekarang cukup rajin menanam dan mengumpulkan berbagai macam tanaman dan hijauan pakan ternak, terutama berbagai jenis rumput dan leguminosae. Berharap di masa yang akan datang, kami dapat mengurangi penggunaan konsentrat dan berkonsentrasi pada pembuatan dan penataan kebun rumput sebagai sumber serat, dan legume sebagai sumber protein nabati. Entah kapan bisa terrealisasi, tapi rasanya bukan tidak mungkin.
Toh jaman dulu juga sapi makan rumput, bukan makan bekatul kan ?


Archives:
July 2009
June 2009
April 2009
December 2008
November 2008
October 2008
April 2008
October 2007
September 2007
May 2007
April 2007
December 2006
October 2006
June 2006
May 2006
April 2006
March 2006
January 2006
December 2005
November 2005
September 2005

December 2005

Pagar, Titik Penting...
Bibit Pohon Kayu Keras
Membuat Alat Penetas Telur...
Program Konservasi Wali...
Poster Standar Pemberian...
Bibit Tanaman Kayu -...
SURAT PEMBACA: Pertanian...
Teknologi Kompos oleh...
Hidrogen Bioreaktor,...
Yogurt Bagian 3: Yuk Kita...



-->
Most Popular Posts
9. Pembuatan Kompos Yang...: 443
Proksimat Pakan Ternak dan...: 394
BIOGAS PROJECT #1 ....: 333
Membuat Alat Penetas Telur...: 269
3. Metoda Pembuatan kompos: 259
HIJAUAN PAKAN TERNAK:...: 251
BIOGAS PROJECT #1 ....: 217
Serba Serbi Pengolahan...: 174
Terminologi: Bahan Pakan...: 168
HIJAUAN PAKAN TERNAK: Gamal...: 143
8. Keunggulan dan...: 139
Daftar Bibit Tanaman Kayu -...: 120
Bibit Pohon Kayu Keras: 106
10. Aktivator Kompos: 103
1. Humus Sebagai Teladan...: 99
4. Kunci Pembuatan Kompos: 89
12. Cara Pemakaian dan...: 88
Membuat Kompor Alkohol Generik: 87
KCT: Diare pada Sapi Pedet: 86
BIOGAS PROJECT #1 ....: 85
Inisiatif Pengembangan Keju...: 80
2. Teknologi Kompos: 79
5. Standarisasi Pembuatan...: 63
Ampas Kelapa dan Sapi: 62
Yogurt Bagian 3: Yuk Kita...: 61
Membuat Kompor Alkohol...: 53
KCT: Kembung/Timpani/Bloat: 48 Recent Comments:
Bibit Pohon Kayu Keras:
hendy: saya ada lahan +-20ha lokasi di lubuk linggau... saya menawarkan kerjasama penanaman...
estu priyo w: Mohon info harga dan minimal jumlah pemesanan biji jabon...
syadri: saya ingin membeli bibit pinus siap tanam sebanyak 1000 batang kira2 berapa...
Aris Risnandar: saya berminat menanam Pohon kayu keras jenis rasamala dan jati emas. mohon...
dony: daerah jawa tengah yg minat jabon hub: jabon-kendal.blogspot.com ...
Terminologi: Bahan Pakan dari Hasil Ikutan Industri Pangan:
budi: saya punya bubuk ikan kering, saya tawarkan dengan harga Rp. 3.500/ kg...
yudianto: saya yudianto. saya pengen tahu formula ransum pakan babi yang bagus untuk...
Membuat Alat Penetas Telur Sederhana #1:
wahyu: Saya sekarng ini sedang memerlukan alat penetas telur sederhana dengan tujuan untuk...
Bambang Harjoko: bagaimana cara merangkai alat penetas telur tersebut, saya sangat berminat sekali untuk...
Proksimat Pakan Ternak dan Serba Serbi Konsentrat:
yong: berapa persentase penggunaan urea dalam pakan lengkap ruminansia...
Inisiatif Pengembangan Keju Rakyat di Jawa Barat:
Diana Puspita Dewi: Sepengetahuan saya, keju bisa dibuat dengan berbagai penggumpal (dg enzim, BAL, atau...
Pagar, Titik Penting Peternakan Sistem Ranching:
srf: nice share...
sayangnya luas lahan peternakan2 di indonesia rata2 kurang memadai.
Lain halnya di...

Recent Comments:
Bibit Pohon Kayu Keras:
hendy: saya ada lahan +-20ha lokasi...
estu priyo w: Mohon info harga dan minimal...
Terminologi: Bahan Pakan dari Hasil Ikutan Industri Pangan:
budi: saya punya bubuk ikan kering,...
yudianto: saya yudianto. saya pengen tahu...
Membuat Alat Penetas Telur Sederhana #1:
Bibit Pohon Kayu Keras:
hendy: saya ada lahan +-20ha lokasi di lubuk linggau... saya menawarkan kerjasama penanaman...
estu priyo w: Mohon info harga dan minimal jumlah pemesanan biji jabon...
syadri: saya ingin membeli bibit pinus siap tanam sebanyak 1000 batang kira2 berapa...
Aris Risnandar: saya berminat menanam Pohon kayu keras jenis rasamala dan jati emas. mohon...
dony: daerah jawa tengah yg minat jabon hub: jabon-kendal.blogspot.com ...
Terminologi: Bahan Pakan dari Hasil Ikutan Industri Pangan:
budi: saya punya bubuk ikan kering, saya tawarkan dengan harga Rp. 3.500/ kg...
yudianto: saya yudianto. saya pengen tahu formula ransum pakan babi yang bagus untuk...
Membuat Alat Penetas Telur Sederhana #1:
wahyu: Saya sekarng ini sedang memerlukan alat penetas telur sederhana dengan tujuan untuk...
Bambang Harjoko: bagaimana cara merangkai alat penetas telur tersebut, saya sangat berminat sekali untuk...
Proksimat Pakan Ternak dan Serba Serbi Konsentrat:
yong: berapa persentase penggunaan urea dalam pakan lengkap ruminansia...
Inisiatif Pengembangan Keju Rakyat di Jawa Barat:
Diana Puspita Dewi: Sepengetahuan saya, keju bisa dibuat dengan berbagai penggumpal (dg enzim, BAL, atau...
Pagar, Titik Penting Peternakan Sistem Ranching:
srf: nice share... sayangnya luas lahan peternakan2 di indonesia rata2 kurang memadai. Lain halnya di...
Links:
Balai Penelitian Ternak
Trubus
Gallusia
Departemen Pertanian Republik Indonesia
BIB Lembang
BET Cipelang
BIB Singosari
BPTU Babi dan Kerbau Siborongbong
BPTU Domba, Kambing dan Itik Pelaihari
BPTU Sapi Dwiguna dan Ayam Sembawa
BBPTU Sapi Perah Baturraden
BPTU Sapi Potong Padang Mengatas
Dinas Peternakan Jawa Barat
LEISA
IAARD - DEPTAN
IPTEKNet
Majalah Infovet
Jurnal Masigit Kareum

11/08/09



Pemilihan Bibit
Bibit merupakan faktor dasar yang tidak bisa diabaikan, Bila bibit itu jelek, maka walaupun tatalaksana dan makanan termasuk baik, maka bila diperhitungkan berdasarkan biaya pengeluaran dan pendapatan akan selalu merugi. Dapat dikemukakan di sini suatu contoh, bila ayam buras dipelihara dan dilayani seperti ayam broiler maka dalam waktu 6 minggu berat badannya akan lebih kecil bila dibandingkan dengan ayam broiler. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara genetis ayam kampung tidak bisa mengkonversikan ransum menjadi daging sebaik broiler. Artinya peranan bibit jelas menentukan. Memilih ternak untuk dijadikan bibit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu berdasarkan :- Silsilah dan- Visual.Dalam seleksi cara visual sebenarnya termasuk dengan perabaan.
1. Seleksi berdasarkan SilsilahSeleksi menggurlakan silsilah keturunan didasarkan pada catatan prestasi tetua dari individu. Biasanya dilaksanakan pada seleksi galur murni, dimana hasilnya tidak perlu tampak. Dalam “garis keturunan” yang sama tidak selau semua sifat yang dituju dapat diturunkan. Lagipula cara ini diaplikasikan pada seleksi hewan-hewan muda yang belum berproduksi; atau terhadap sifat yang terkait seks. Misalnya memilih pemacak pada sapi perah, padahal seekor jantan tidak pernah menghasilkan susu. Silsilah adalah alat yang berguna bila faktor-faktor pembatasnya telahdiketahui. Namun bila performannya sudah diketahui, maka silsilah tidak diperlukan lagi.Cara ini tidak bisa dilakukan tanpa catatan produksi keturunan, oleh karena itu pemilihan bibit yang bisa dilakukan tanpa catatan produksi tetuanya hanya berdasarkan penampilan eksterior walapun tidak ada jaminan sifat yang super tersebut bakal diturunkan.
2. Seleksi berdasarkan Visual (eksterior)Memilih ternak berdasarkan visual berarti kita memilih ternak berdasarkan sifat-sifat yang tampak. Dalam cara ini memilih bibit hampir sama saja dengan seleksi untuk tujuan produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut dengan Judging. Judging pada ternak dalam arti yang luas adalah usaha yang dilakukan untuk menilai tingkatan ternak yang memiliki karakteristik penting untuk tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit adalah referensi untuk pemberian penghargaan tertentu dalam suatu kontes. Kadang-kadang judging dilakukan untuk melakukan penggolongan ternak berdasarkan kelasnya masing-masing. Ternak untuk bibit sebaiknya dipilih pada waktu masih muda, paling tidak seumur pasca sapih, sehingga masih ada waktu untuk pemeliharaan yang ditujukan sebagai bibit. Seleksi bibit jantan biasanya lebih diutamakan karena jantan mempunyai keturunan lebih banyak daripada ternak betina. Selain sifat-sifat produksi, faktor kesehatan harus diperhatikan, faktor ini erat kaitannya dengan kemampuan reproduksi. Secara umum ternak calon bibit tidak cacat, kaki lurus dan tegak, lincah, dan tidak pernah terserang penyakit yang berbahaya. Pertumbuhan kelamin harus normal, kondisi tubuh tidak terlalu gemuk atau kurus. Memilih ternak unggul untuk tujuan produksi berbeda dengan untuk tujuan bibit. Contoh yang jelas dapat dikemukakan disini ialah memilih ternak potong diantaranya harus seragam. Bila tidak seragam akan timbul variasi pertumbuhan yang mungkin akan menyulitkan dalam pemasaran.
broiler
Ketentuan memilih cara eksterieur pada ayam broiler umumnya berdasarkan:- Berat awal : Berat anak ayam umur satu hari (DOC) yang normal adalah 35-40 gram, DOC yang lebih besar biasanya lebih menguntungkan sebab mempunyai cadangan energi tubuh lebih banyak.- Efisiensi penggunaan ransum. Hal ini bisa dibandingkan dari konsumsi ransum per hari per kelompok. Juga berdasarkan pengalaman yang lalu dari para peternak lain. Biasanya efisiensi ransum untuk satu nama strain tidak selalu sama; untuk setiap daerah, sehingga bila memungkinkan bisa dicoba membandingkan antar strain.- Keadaannya sehat yang tercermin dari sinar bulu, mata, kelincahan.- Memiliki besar badan yang seragam- Keadaan Tubuh : Padat berisi atau penuh, dada lebar tidak tajam bila diraba, demikian juga punggung.- Pertumbuhan bulu baik, cepat, serempak, rapi dan bersih- Kaki kuat dan tegap. tidak pincang, paruh silang, dllPerlu diperhatikan terutama pada waktu permintaan tinggi, misalnya pada menjelang hari-hari raya, seleksi perlu diperketat. Suplai yang diperbanyak biasanya menurunkan kualitas. Dalam keadaan demikian perlu ada kandang khusus untuk ayam-ayam yang “kecentet” yang menganggu keseragaman berat akhir.
Sapi Perah
Kemampuan untuk memproduksi susu pada sapi perah tercermin dalam sifat:- Badan yang simetri, berbentuk baji- Kapasitas perut besar, panjang dan lebar dan kokoh.- Garis bagian atas (punggung) mendekati lurus dan panjang, sifat ini menunjukkan kemampuan “menyusui” dalam jangka panjang .- Perdagingan yang kurang tapi tidak termasuk kurus, juga tidak gemuk- Kepala halus, ramping, moncong luas dan datar. Sifat ini menunjukkan kebetinaan pada sapi.-Lambing besar melekat dengan mantap, lunak bila diraba, hal ini menunjukkan banyaknya kelenjar susu yang aktif dengan aktivitas lama.- Vena-vena yang dari kambing tampak menonjol sehat, artinya suplai darah ke kelenjar banyak.Sapi Pedaging
Seleksi untuk penggemukan dan untuk bibit pada sapi daging sedikit berbeda. Seleksi untuk bibit perlu disertai catatan ” siIsilah dan sifat-sifat kelamin sekunder, sedangkan untuk sapi potong hanya pada eksterior : tampak samping, belakang dan depan.- Kesamaan umum : kaki pendek, bentuk badan tampak samping persegi.- Umur, cocok dengan berat dan besar standar- Badan yang panjang dengan garis punggung yang lurus menunjukkan kemampuan produksi daging yang tinggi.- Bagian “Flank” atau bagian Quarter belakang tampak dalam, bagian ini menghasilkan daging dengan nilai ekonomis tinggi karena dagingnya lebih mahal.- Dilihat dari Belakang pantat lurus, pangkal ekor penuh dan padat, dalam, sedikit menonjol, yang menunjukkan volume daging lebih banyak.- Tulang punggung tampak kuat lurus dan lebar, menunjukkan daging loin yang mahal lebih banyak.- Quarter depan, yaitu dewlap dan brisket tidak menggantung, sebab disini tempatnya lemak. Bila menggantung berarti kandungan lemak tubuh sapi tersebut tinggi.
Sumber: Kartasudjana, R (2001) dan Santosa,

Antibiotika dalam Pakan
Antibiotika adalah suatu zat yang
dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat
diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.
Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara besar-besaran pada Perang
Dunia II oleh para ahli dari Amerika Serikat dan Inggris.
Penambahan antibiotika pada ransum ternak yang sesuai dapat
meningkatkan peningkatan bobot badan dan efisiensi penggunaan pakan.
Dosis yang dianjurkan untuk pemberian secara terus menerus adalah 70-80
mg/ekor/hari. Untuk sapi pedaging oleh Heitzman (1981) dosis pemberian
disarankan sekitar 11 mg/kg pakan. Jenis yang banyak digunakan adalah
preparat oxytetracycline. Antibiotika ada yang bersifat long acting
maupun jangka pendek, begitu juga cara pemberiannya. Beberapa
antibiotika yang biasa digunakan antara lain Penisilin, Streptomisin,
Ampisilin, kloksasilin, neomisin, oksitetrasiklin, tetrasiklin.
Ruminansia muda (pedet umur kurang dari 8 minggu) mempunyai respon yang
baik terhadap antibiotika. Respon pertumbuhan dapat meningkat 5-25%.
Penambahan antibiotika dalam ransum pedet dapat mengatasi calf scours
(mencret dengan berak putih seperti pasta pada pedet umur kurang dari 3
minggu). Teori aksi antibiotika telah diajukan tetapi belum jelas
mekanismenya. Disamping antibiotika sebagai obat juga dapat pula
sebagai perangsang pertumbuhan. Menurut sitasi, aksi antibiotika adalah
sebagai berikut:
Menurunkan atau menghilangkan aktivitas bakteri pathogen yang disebabkan infeksi subklinis.
Menghilangkan bakteri penghasil toksin yang menurunkan pertumbuhan ternak.
Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang mampu mensinstesis nutrisi yang telah teridentifikasi atau yang belum.
Menurunkan pertumbuhan mikroorganisme yang berkompetisi dengan induk semang dalam memanfaatkan nutrisi.
Meningkatkan kapasitas serapan usus halus, misalnya vitamin mineral Ca dan Mg.
Di Inggris ada 3 antibiotik yang harus
menggunakan resep dokter hewan bila akan digunakan untuk feed
additives yaitu penicillin, chlortetracycline, dan oxytetracycline.
Sedangkan yang tidak memerlukan resep yaitu zinc bacitracin,
flavomycin, dan virginiamycin. Pemberian maksimum yang diperbolehkan
dalam ransum sebagai feed additives adalah 100 mg/kg ransum. Pada pedet
tidak boleh diberikan sebelum umur lebih dari 3 bulan. Pada dosis
rendah (15-80 mg/hari) cenderung meningkatkan konsumsi pakan, perbaikan
konversi pakan dan biasanya ada peningkatan laju pertumbuhan.
Menurut Nugroho (2008), pemberian antibiotika dapat menurunkan
kebutuhan vitamin B12 dan meningkatkan konversi nitrogen pakan ke dalam
nitrogen tubuh, respon lebih baik pada protein pakan nabati daripada
hewani. Pada pedet, efek perangsang tumbuh kadang-kadang disebabkan
oleh peningkatan konsumsi pakan.
Pedet biasanya sering menderita infeksi Escherichia coli. Untuk
pencegahan dapat menggunakan tetracycline dengan dosis 125 mg/hari
selama 3 minggu meskipun pedet telah menerima kolustrum. Segala macam
diare dapat ditolong dengan pemberian antibiotika. Pemberian
tetracycline dosis tinggi pada sapi dewasa dapat mengatasi cekaman
selama transportasi dan penyesuaian lingkungan baru (Soebarinoto et
al., 1991)
Sumber:- Kartasudjana, R. (2001)
- Nugroho, C.P (2008)
- Soebarinoto et al. (1991)
- Waryono, S. (2008)


Cargill di Seluruh Dunia
Kontak Cargill di Indonesia

produk dan Jasa
Biji-bijian dan Minyak Nabati
Gula
Kakao
Minyak Kelapa Sawit
Pakan Ternak
Pakan untuk Pangan
Pakan Unggas
Pakan Ikan
Pakan babi
Tanggung Jawab Sosial Perseroan
Berkarir bersama kami
Lokasi

Pakan unggas
Unggas yang kuat dan sehat itu penting untuk mencapai produksi telur dan daging secara optimal. Peternak unggas harus berhasil mengelola berbagai faktor yang berdampak terhadap perkembangan dan pertumbuhan unggas karena produktifitas unggas segera tercapai saat unggas dewasa atau siap berproduksi. Para konsultan kami yang ahli di bidang pakan ternak bekerja sama dengan peternak unggas untuk membantu mereka dalam:
Memahami potensi performa unggas mereka,
Mengevaluasi kelayakan pengelolaan lingkungan yang berdampak terhadap perkembangan dan produktivitas unggas,
Mengidentifikasi keterbatasan pakan dalam pemberian pakan sekarang ini, dan
Mengusulkan solusi nutrisi yang baru guna memastikan bahwa unggas sudah menerima pakan yang tepat pada waktu yang tepat pula.
Di Indonesia, kami menawarkan kepada peternak berbagai produk pakan unggas yang inovatif, termasuk campuran dasar (base mixes), konsentrat (concentrate) dan pakan lengkap (complete feed) yang dirancang untuk memberikan perkembangan, pertumbuhan, kesehatan dan performayang optimal untuk ayam–baik pedaging maupun petelur–selain bebek, puyuh dan unggas lain.
Ayam Pedaging
Solusi yang komprehensif dari kami tentang pakan ayam pedaging meliputi pakan ‘starter’, ‘grower’, dan ‘finisher’ yang mengandung obat dan tidak. Kami juga menyediakan pakan ‘pre-starter’ untuki ayam pembibit pedaging (broiler breeder) selain produk pakan untuk ayam pedaging komersial dan ayam pedaging asli setempat (ayam kampung).
Ayam Petelur
Berbagai produk kami untuk ayam petelur mencakup solusi pakan untuk ‘pre-starter’, ‘starter’, ‘pullets’, ‘pre-layer’ dan ‘layer’ dalam beberapa jenis untuk tahapan yang berbeda, selain pakan untuk ayam pembibit petelur (layer breeder feed).
Bebek, puyuh dan jenis unggas lain
Selain pakan untuk ayam, kami juga menyediakan solusi nutrisi yang inovatif untuk:
Bebek pedaging, bebek petelur, dan bebek pembibit,
Puyuh pedaging dan puyuh petelur, serta angsa, ayam mutiara, burung unta, ayam hutan, merpati, burung berkicau, dan spesies burung lain.


Paket Mesin Pelet Pakan Ternak
Anda membutuhkan mesin pelet pakan ternak ?
Kami memproduksi paket mesin pengolahan pelet pakan ternak. Mesin pembuat pelet pakan ternak terdiri dari :
1. Mesin Hummer Mill (Penepung) Bahan Pelet
Kapasitas 50-100 kg / jam
Spesifikasi mesin hummer mill
Dimensi : 120×100x61 cm
Kapasitas 50-100 kg / jam
Penggerak : diesel 8 PK
Bhaan dasar : Plat St
Tersedia hummer mill dengan kapasitas yang lebih besar
2. Mesin Mixer (Pengaduk Bahan Pakan Ternak)
Kapasitas 100 kg / proses
Dimensi : 1250×650x1200 mm
Kapasitas 100 kg / proses
Penggerak : diesel 8 PK
Bahan dasar : Plat St
Kapasitas mixer pelet lebih besar, klik disini
3. Mesin Pencetak Pelet
Produk Lokal Indonesia
Spesifikasi mesin pelet ternak
Dimensi : 900×800x1250 mm
Kapasitas 300 kg / jam
Penggerak : diesel 20 HP
Mesin pencetak pelet import, klik disini
4. Mesin Pengering Pelet 100 kg
Dimensi : 70×50x160 cm
Frame : Pipa besi kotak 2,5 x 2,5 cm
Dinding : Stainless Steel dan Alumunium
Pemanas : burner LPG
Temperatur : Terkontrol
Distribusi panas : blower
Jumlah rak : (menyesuaikan)